[BIRTHDAY POST] Merayakan Diriku dan Gaya Hidupku! 21

Aslinya saya mau menulis postingan ini dalam bahasa Inggris, tapi ketika ingat isinya, sepertinya lebih baik pakai bahasa Indonesia saja.

Saya jelas bersemangat sekali karena hari ini resmi berusia 20+1.  Namun, ulang tahun kali ini secara pribadi lebih berkesan, karna ada satu hal tambahan yang bisa dirayakan: gaya hidup dan tekad saya.




Rasanya sudah menjadi tradisi pribadi saya untuk membuat tulisan di hari ulang tahun.  Beberapa ada yang saya unggah ke blog, beberapa ada yang menjadi pajangan pribadi dalam folder komputer.  Guess I can't be separated from writing, eh?

Tahun ini terasa spesial karena setahun belakangan saya sudah dengan penuh kesadaran dan komitmen berusaha untuk menjalani gaya hidup zero-waste.  Untuk menjadi sempurna memang susah, namun setidaknya saya sudah memulai dan perlahan mendorong orang-orang di sekitar saya untuk lebih peduli terhadap jejak karbon mereka.

Tepat satu tahun yang lalu ketika saya menginjak usia 20 tahun, tante saya memberikan hadiah yang selalu saya idam-idamkan: reusable pads!  Ya, saya nggak akan segan-segan mengunggah foto-fotonya karena menurut saya informasi ini patut dibanggakan dan harus disebarkan ke khalayak umum.

Ada banyak pembalut kain, tapi untuk postingan ini saya hanya foto tiga saja...


Tahun lalu adalah tahun yang membuka mata saya.  Saya juga kurang tahu apa yang membuat saya menjadi peka seperti ini, tapi yang jelas hati saya sudah disentuh untuk lebih aware terhadap banyaknya masalah sampah dalam lingkungan manusia.  Saya sering berdialog dengan tante saya mengenai sustainability dan hewan.  Saya merasa klop dengan beliau karena beliau orang yang berpengalaman dalam pekerjaan idaman saya (penerjemah dan editor) dan beliau juga seseorang yang suka membaca buku.  Jauh sebelum ulang tahun saya tahun lalu, saya sudah mengungkapkan keinginan untuk tidak nyampah melalui siklus menstruasi.

Saya jujur sangat ingin mencoba menstrual cup.  Apa daya, saya belum berani.  Mami dan tante saya juga melarang dengan alasan saya belum menikah, padahal mah menurut saya ini cuma pola pikir orang timur aja yang tabu mengenai urusan 'memasukkan sesuatu ke vagina'.  Coba kalau masyarakat Indonesia diakrabkan dengan tampon alih-alih pembalut?  Toh juga sekarang sudah tersedia menstrual cup berukuran mini yang dikhususkan untuk wanita yang belum menikah.

Duit?  Ada, dan saya mampu beli menstrual cup.  Cuma ya itu, masalah kesiapan diri dan hati aja yang memang belum siap.  Jadi sekarang saya menggunakan pembalut kain dulu.

Bangga?  Sangat bangga!  Saya diberi hadiah pembalut kain bulan Agustus 2019, dan pada saat itu juga saya resmi berhenti membeli pembalut sekali pakai.  Bayangkan, saya sudah tidak membeli pembalut selama satu tahun!

Saya berpikir, andaikan perempuan tidak mengalami menstruasi, alangkah indahnya dunia ini?  Tapi tubuh perempuan adalah rancangan Tuhan, dan kita memang harus menjalani siklus ini.  Sedihnya, kita selalu menghasilkan sampah pembalut yang terdiri atas plastik dan kapas yang susah terurai dan malah menghasilkan gas methanol di TPA yang melubangi ozon.

Miris gak sih?  Orang zaman dulu juga udah pakai pembalut kain, kok.  Orang zaman dulu lebih ramah lingkungan dibandingkan generasi sekarang yang cuma mau praktisnya aja tanpa memikirkan dampak sampah mereka.

Anyway, perjuangan berusaha terbiasa dengan pembalut kain nggak mulus, kok. Tiga menstruasi pertama yang saya jalani menggunakan pembalut kain selalu berakhir darahnya menembus pakaian luar.  Harus rajin ganti juga ke kamar mandi, dan harus mau menghabiskan waktu setiap hari untuk ngucek dan nyuci pembalut yang udah menyerap darah.

Stress?  Jelas.  Tubuh rasanya sakit semua, terutama pinggang bagian belakang.  Saya harus menahan rasa sakit itu untuk mencuci semua pembalut sampai bersih.  Harus dijemur juga.  Tapi semua itu worth it setelah sadar kalau saya tidak menyumbang sampah sama sekali!  Lagipula, pembalut kain juga imut kalau sudah dilipat seperti ini hehe.  I'm proud of myself for at least trying to save the world through my period.



I talked way too much about the whole menstruation thing, I guess.  Tapi nggak apa-apa, ini postingan ulang tahun jadi terserah saya hehehe.  Selain itu, alasan saya menulis topik ini dalam bahasa Indonesia adalah karena topik ini masih tergolong tabu untuk dibicarakan di masyarakat.  Jangankan masyarakat, rasanya masih susah untuk dibicarakan bahkan di lingkaran pertemanan.  Sahabat-sahabat saya di perkuliahan sudah tahu kalau saya menggunakan pembalut kain, namun masih ada rasa canggung kalau membicarakan hal ini.  Butuh waktu berbulan-bulan sampai akhirnya saya bisa bercerita ke mereka dan menunjukkan pembalut kain untuk mereka lihat dan pegang.  Semoga dengan tulisan ini, topik ini bisa kehilangan rasa 'tabu'-nya.  Saya juga nggak masalah seandainya ada laki-laki yang membaca tulisan ini, toh dasarnya menstruasi adalah pengetahuan umum mengenai tubuh manusia yang baik laki-laki dan perempuan harus tahu.

Selain menstruasi, saya mulai mengubah cara saya mengonsumsi teh.  I'm a heavy tea-drinker! Semenjak karantina mandiri dimulai, saya berhenti menyeduh teh kantongan karena kantong teh yang bagi masyarakat awam terbuat dari kertas, teryata sudah mengandung mikroplastik.  Kini saya mengonsumsi teh dengan cara menyeduh langsung daun-daun teh yang dikeringkan.  Repot beneran sih karena harus disaring daunnya, kadang kalau malas saya nggak saring dan minum pelan-pelan supaya daunnya tidak ikut tertelan.  Worth it karena lagi-lagi tidak menghasilkan sampah dan bekas daunnya bisa dijemur/dikeringkan lagi.  Saya kumpulkan bekas daun teh seduhan itu sampai banyak dan kering, lalu bisa ditaruh di pot dan digunakan sebagai media tanam bibit :)

Akhir-akhir ini saya lagi kecanduan teh rosella karena rasanya kecut-kecut seger gitu hehehe.

Dried rosella flowers!


Ini hal lain yang sudah saya lakukan sejak SMA sampai sekarang dan sebetulnya lebih pantas menerima selebrasi yang lebih besar dibandingkan pembalut kain.  Batu tawas!





Cara penggunaannya gampang.  Sesudah mandi, tinggal celupkan batu ini ke air dan batunya diusap-usap ke ketiak.  Dijamin keringat tidak akan bau!  Ya, saya sudah lama tidak membeli dedoran cair atau semprot.  Untuk mengurangi sampah kemasan dan polusi ozon, awalnya saya berpindah ke bedak mawar dulu (bedak putih untuk ketiak) dan akhirnya pindah sepenuhnya ke batu tawas.  Yup, I'm proud for not having the need to buy deodorant again every now and then!

Ujung-ujungnya nggak rata karena nggak sengaja saya jatuhin :')

Tiga hal ini adalah komitmen yang sudah saya lakukan dengan sepenuh hati dalam rangka menjalani kehidupan zero-waste.  Ada kegiatan lain seperti membawa peralatan makan sendiri, membawa ta belanja sendiri, tapi entah kenapa sedang ingin membanggakan tiga hal barusan di atas karena tiga hal ini yang berpengaruh paling besar dalam hidup saya saat ini.

Jadi, alih-alih postingan mengenai apa yang saya sesali atau apa harapan saya di usia yang baru, saya lebih ingin merayakan perbuatan-perbuatan yang telah saya lakukan untuk membantu bumi ini.  Terima kasih banyak untuk semua orang yang sudah mengucapkan ulang tahun beserta doa-doanya.  Saya jelas merasa lebih dewasa dan lebih bisa mengatur emosi dibandingkan tahun lalu.

Thank you for reading this post and dropping by my blog, I love yall <3

Komentar

Popular Posts