[Book Review] Smash Cut, Sehelai Rambut yang Merobohkan Tembok
Book Review, Sandra Brown’s
Smash Cut
aquicknap.blogspot.com
aquicknap.blogspot.com
Please ignore the wipes and sterilizer spray |
Hanya butuh membaca tiga
bukunya saja bagi saya untuk secara resmi menyatakan bahwa Sandra Brown
berhasil masuk dalam jejeran penulis favorit saya. Tapi tetep sih nggak
ada yang bisa mengalahkan posisi nomor satu saya, Pak Sidney Sheldon hehehe.
Judul :
The Smash Cut
Pengarang : Sandra Brown
Halaman : 367 halaman
Tahun terbit : 2009
Publisher : Simon & Schuster
Genre : Fiksi
Pengarang : Sandra Brown
Halaman : 367 halaman
Tahun terbit : 2009
Publisher : Simon & Schuster
Genre : Fiksi
Saya ingat, kali pertama
muncul kecintaan membaca buku dalam bahasa Inggris itu waktu saya masuk
SMA. Sebetulnya sejak SMP saya sudah
sering membaca fanfiksi berbahasa Inggris, sih.
Tapi untuk bacaan fisik, saya lebih menggemari teen-lit terbitan Gramedia.
Waktu ulang tahun kelima belas, om dan tante saya memberikan saya buku
novel bahasa Inggris pertama saya. Buku
itu karya Sandra Brown juga, judulnya The Alibi. Mungkin nanti saya akan masukkan ulasannya. Kesan setelah menyelesaikan buku tersebut
tidak begitu dalam. Ceritanya bagus,
namun di saat yang sama saya sudah menyantap lebih banyak karya Sidney Sheldon
jadi saya merasa biasa-biasa saja terhadap Sandra Brown.
Buku Smash Cut ini adalah
buku ketiga dari Brown yang saya baca, dan mungkin karena mulai terbiasa, saya
akhirnya mengakui kalau saya menikmati gaya penulisan dan alur ceritanya. Beliau memiliki beberapa kesamaan dengan
Sidney Sheldon, namun jelas ada yang berbeda karena Sandra Brown lebih dalam
dan kompleks ketika mengeksplor peran seorang wanita.
Buku ini saya beli tahun
2016 atau 2017 kalau nggak salah, waktu itu ada Big Bad Wolf di Surabaya. Buku ini disodorkan kepada saya oleh sahabat
baik yang waktu itu menemani saya untuk hunting
buku. Karena saya percaya dengan
pilihannya, langsung saja saya masukkan ke keranjang untuk dibawa pulang. Dan memang nggak salah, berkat buku ini,
sekarang tiap kali main ke toko buku, saya selalu melihat judul karya Sandra
Brown mana saja yang available di
situ.
Julie Rutledge adalah
kekasih dari Paul Wheeler, seorang pebisnis kaya raya yang mati dibunuh. Polisi dan detektif berusaha meneliti siapa
yang membunuh pria tersebut. Julie menduga
bahwa keponakan Paul yang bernama Creighton adalah pelakunya. Masalahnya,
Creighton memiliki alibi yang kokoh tanpa cacat. Julie menjalani hari-harinya untuk mencari
bukti. Ia lama kelamaan didukung oleh pengacara
hukum Creighton –Derek- yang perlahan juga meragukan pria yang seharusnya ia
bela di persidangan. Creighton yang
terang-terangan membenci Julie juga berusaha agar Julie dijadikan tersangka
dalam pembunuhan ini, walapun jelas-jelas Paul dibunuh dihadapan Julie.
Sandra Brown adalah
seorang wanita, dan hal ini jelas memperkaya penulisan sudut pandang
Julie. Berbagai macam kerisauan yang
dialami Julie ditampilkan dengan baik.
Bayangkan, kehilangan kekasih dan diteror oleh sepupunya? Lalu seseorang yang sepemikiran denganmu muncul
dan mulai memberikan debaran cinta, ingin merasakan kasih namun ragu-ragu
karena merasa mengkhianati kekasihmu yang sudah meninggal? Saya suka kompleksitas perasaan yang dialami
oleh Julie. Gaya Sandra Brown dalam
membuat plot twist mirip dengan Sidney
Sheldon. Keduanya sering menggunakan
teknik Chekov’s gun, hahaha.
‘Smash Cut’ sendiri adalah istilah dalam dunia perfilman yang mengacu
pada sebuah suntingan dadakan yang bisa membuat para audiens terkejut karena
mereka tidak mengantisipasi apa-apa.
Yah, kurang lebih sama dengan sebuah plot
twist, haya saja smash cut ini
istilah dalam bidang perfilman, bukan bidang kepenulisan. Dalam cerita ini, akhirnya sesuatu yang kokoh
bisa juga dihancurkan apabila seseorang teliti dalam menyimak keseluruhan
cerita.
Alur novel diceritakan dari berbagai macam sudut pandang. Menurut saya
pribadi, sudut pandangnya memang sangat banyak, sih. Sidney Sheldon saja tidak sebanyak ini. Kita bisa menjadi polisi, pengacara, hakim,
korban, tersangka, dan… seseorang yang hanya lewat saja sebagai penonton. Seiring dengan berkembangnya cerita, kita
akan sadar bahwa setiap bukti baru yang ditemukan sebetulnya adalah plot twist kecil-kecilan yang sudah
ditaburkan oleh Sandra Brown di seluruh cerita untuk mematahkan teori-teori
yang bermunculan tentang siapa sebenarnya sang pembunuh CEO.
Smash cut yang paling
mengesankan dan mengejutkan bagi saya adalah dua smash cut yang diceritakan sebelum novel ini tamat. Selagi membaca, kita akan merasakan perasaan
dan emosi yang sama dengan tokoh dalam cerita.
Jujur buku ini sangat tidak cocok untuk dibaca orang di bawah umur
karena ada banyak adegan seks yang eksplisit (ciri khas Sandra Brown) dan
dilema-dilema mengenai hubungan antara pria dan wanita (alias sesuatu yang tidak dimiliki oleh Sidney Sheldon). Walau begitu, buku ini tetap seru untuk
dibaca. Hanya saja ya itu, ada
dialog-dialog penting yang terjadi ketika senggama tengah berlangsung jadi
sebagai pembaca, bagian seks yang ada dalam buku tidak bisa langsung dilewati
begitu saja karena mengandung informasi yang penting. Jadi, buku ini
tidak untuk orang dibawah umur hehehe.
Overall?
This is a good read. I give 7.5 out of 10.
Mau baca juga? Pdf download
Komentar
Posting Komentar