Imanmu Bisa Menyelamatkan Seseorang (Bisa Jadi Kamu yang Menyelamatkan, atau Kamu yang Diselamatkan)

 

Ilustrasi Markus pasal 2 (biblefunforkids.com)

Pernah gak sih kalian dapat revelation atau pemahaman baru dari sesuatu yang sudah pernah kalian konsumsi sebelumnya?  Seperti membaca kembali kisah Timun Mas setelah dewasa dan akhirnya sadar bahwa cerita itu gak masuk akal karena perilaku tidak terpuji si ibu Timun Mas justru dijadikan pembenaran, atau ketika tahu bahwa ternyata hubungan Dayang Sumbi dan Sangkuriang itu sebetulnya kisah incest yang menjijikkan?

Hal yang sama terjadi juga ketika saya dewasa ini membaca Alkitab.  Sebetulnya, perasaan ini sudah ada sejak bertahun-tahun yang lalu (muncul lebih tepatnya ketika saya duduk di bangku akhir SMA).  Sebagian besar rasa keterkejutanku lebih banyak ketika saya membaca kitab-kitab di Perjanjian Lama, sih.

Kenapa Perjanjian Lama?  Satu, semasa kecil dan mengikuti sekolah minggu, cerita-cerita di Perjanjian Lama dijelaskan secara garis besar saja.  Dua, dalam rencana baca Alkitab secara pribadi, pendeta di gereja menyarankan ada baiknya mulai dari Perjanjian Baru dulu, baru setelah selesai bisa start baca Perjanjian Lama.

Oh boy oh boy, ternyata PL dipenuhi dengan cerita-cerita yang sebetulnya sadis, vulgar, dan ironis.  Mungkin ini karena pengaruh gaya hidup dan kebudayaan orang-orang di zaman itu juga.

Kembali ke topik awal.  Tulisan ini dibuat sebetulnya cuma untuk sekedar berbagi saja.  Kemarin banget, ketika sedang saat teduh, kebetulan jadwalnya untuk membaca Markus pasal 2.  Empat Injil di Alkitab ini rasanya sudah sangat sering sekali kubaca.  Selain dibaca ketika renungan dan khotbah di Gereja, skripsi saya waktu kuliah mengambil topik untuk meneliti Injil, jadi rasanya seperti oh, baca ini lagi.

Tapi kemarin rasanya berbeda.  Cerita yang terus terbayang-bayang di benak ini singkat, lho.  It doesn't even take the whole chapter.  Cuma satu perikop, 12 ayat.  Judul perikopnya Orang lumpuh disembuhkan.

Singkatnya, ini adalah kisah ketika seseorang yang lumpuh digotong oleh empat orang untuk menemui Yesus agar bisa disembuhkan.  Caranya bagaimana?  Karena Yesus ada di dalam sebuah rumah, orang lumpuh itu dibuat bisa menemui Yesus dengan cara atap rumah tersebut dibuka, lalu orang lumpuh ini diturunkan.

Ada dua hal menarik di sini.

Pertama, di ayat 5 dikatakan:

"Ketika Tuhan Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" (Bahasa Indonesia Terjemahan Baru)

Berikutnya, di ayat 11 Yesus kembali berkata:

"Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" (Bahasa Indonesia Terjemahan Baru)

Satu hal lagi yang perlu di-highlight.  Tadi si orang lumpuh ini diturunkan lewat atap, kan?  Siapa yang berjasa terhadap usaha ini?  Ayat 3 dan 4 berbunyi:

"ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang."  Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring." (Bahasa Indonesia Terjemahan Baru)

Oke.  Sampai di sini kita tahu bahwa ada empat orang.  Tidak disebutkan hubungan empat orang ini dengan si lumpuh.  They could be anyone.  Tapi coba lihat lagi ke ayat 5.  Tulisannya beneran 'Tuhan Yesus melihat iman mereka..." yang artinya, si lumpuh ini disembuhkan berkat empat orang ini tadi.

Saya sempat harus double check, lah masa sih ini orang disembuhkan bukan karena imannya sendiri?  Bukannya biasanya orang diberi kesembuhan ya karena imannya sendiri (dia percaya bisa sembuh)?

耶稣见他们的信心,就对瘫子说:“小子,你的罪赦了!” (Chinese Union Version MP Simplified)

When Jesus saw their faith, he said to the paralytic, Son, your sins are forgiven. (Revised King James NT)

Bareng Yésus nguningani pangandelé wong-wong mau, banjur ngandika marang kang lumpuh, "Nggèr, dosa-dosamu wus kaapura!" (Jawa - 2006)

Ya.  Dari tiga versi Alkitab bahasa lain yang saya baca, memang benar bahwa yang Yesus lihat adalah iman dari keempat orang itu.

Lalu saya sadar, pun tidak disebutkan identitas jelas dari empat insan baik ini, dari cerita ini kita bisa tahu bahwa keempat orang ini:

  1. Memiliki iman dan percaya bahwa si lumpuh ini bisa disembuhkan
  2. Rela berkorban waktu dan tenaga untuk mempertemukan si lumpuh dengan Tuhan Yesus 
Mind you, these four people could be anyone.  Prasangka awal kita pasti "Alah, ini pasti masih keluarganya atau sahabatnya si lumpuh, makanya mereka seniat itu untuk membantunya."  Tapi tidak ada bukti jelas toh mengenai relasi empat orang ini dan si lumpuh?  Yang artinya, bisa jadi mereka justru tidak ada hubungan apa-apa.  Bisa jadi mereka adalah orang yang baru di hari itu juga mendengar tentang si lumpuh dan langsung ingin membantu.

Itu hal pertama yang ingin saya bahas.  Tentang iman dari empat orang ini yang bisa membuat si lumpuh sembuh.

ilustrasi empat orang dan si lumpuh (commons.wikipedia.org)



Kedua, tentang si lumpuh.  Kalau kalian perhatikan, si lumpuh ini 'disembuhkan' dua kali lho oleh Yesus.

Pertama, ia 'disembuhkan' secara iman.  Ia menerima kebebasan rohani.  Sembuh pertamanya ia terima dalam bentuk dosa-dosanya diampuni.

Kedua, barulah sembuh secara fisik.  Di ayat 11 disebutkan bahwa Yesus memerintahkannya untuk bangun, mengangkat tempat tidurnya, lalu pulang ke rumah.  Maka terjadilah seperti yang dikatakan Yesus.

Hal ini juga membawa pemahaman baru bagi saya.  Sembuh tidak harus secara fisik.  Banyak orang yang berpikir kalau sembuh itu identik dengan fungsi tubuh atau otak yang kembali normal seperti sedia kala.  Tidak salah sih, tapi rasanya orang-orang kurang membahas kesembuhan rohani.

Kalau ada orang yang meninggal, sering 'kan dengar kata-kata seperti "Semoga dosa-dosanya diampuni," atau "Semoga dia pergi meninggalkan bumi tanpa ada penyesalan, ya."  Nah itu dia.  Sembuh itu juga secara batin.  Saya memang tidak pernah ada di situasi sakit yang parah sekali sampai nyawa terancam, tapi kalau mencoba memosisikan diri sebagai orang sekarat, saya lebih pilih meninggal dengan keadaan dosa-dosa saya diampuni daripada meninggal dengan tubuh sehat tapi urusan rohani belum dituntaskan di hadapan Tuhan.  Si lumpuh ini mendapatkan dua-duanya; sembuh secara rohani dan secara fisik.

Berikutnya, coba kita telaah bagaimana si lumpuh ini bisa menerima dua jenis kesembuhan ini.  Berkat bantuan dari empat orang tadi, 'kan?  Kita tidak tahu bagaimana caranya, tapi kalau empat orang itu tadi bersedia membantu si lumpuh, maka setidaknya itu berarti empat orang ini mengetahui dan tahu mengenai keberadaan si lumpuh ini.

Jadi bisa jadi si lumpuh ini memang dikelilingi oleh orang-orang yang tepat, orang-orang yang beriman.  Atau, bisa jadi dia meminta bantuan kepada empat orang yang tepat.

Amsal 13 ayat 20 mengatakan:
Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak; tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang.

The people we are with are the ones who shape us.  Kalau ingin menjalani hidup dengan iman, ya kita juga harus ada usaha untuk bergaul dan dekat dengan orang-orang yang beriman kepada Tuhan juga.  Kalau kita memiliki kendala secara rohani, ya pergilah menghadap orang yang jauh lebih dewasa secara iman dan pengetahuan Firman Tuhan.  And I think this is what the paralytic man did.  Saya merasa bahwa si lumpuh ini cukup tahu bahwa empat orang yang menolongnya ini adalah orang -orang baik yang punya iman yang besar dan sungguh percaya bahwa dia bisa sembuh.  Maka dari itu ia mau merelakan dirinya untuk di-handle oleh keempat orang ini.

And now for the big question: Are you the paralytic man, or are you one of those four people?

Apakah ada orang di sekitarmu yang butuh kesembuhan (entah secara rohani atau secara fisik) dan membutuhkan uluran bantuan?  Bisa jadi bagi seseorang, kamu adalah salah satu dari empat orang itu.  Kamu diutus Tuhan untuk mendoakan dan memberikan dukungan baik secara rohani, waktu, maupun tenaga.  Mungkin ada 'orang lumpuh' di luar sana yang membutuhkanmu.

Atau kamu justru 'si lumpuh' itu?  Yang saat ini sedang haus akan kesembuhan (entah secara rohani atau secara fisik, atau bahkan keduanya)?  Maka kelilingilah dirimu dengan orang-orang yang beriman.  Temukanlah dukungan di orang-orang yang tepat.  Terus berdoa agar Tuhan bisa pertemukan dengan 'empat orang' yang akan mendukungmu dan berdoa bersama-sama untuk mengusahakan kesembuhanmu.

Which one are you?  The paralytic man, or one of the four men?

Komentar

Popular Posts